Bulu Tumpang.. wilayah kecil yang terletak di RT 01 RW III Dukuh Muntukdawung Desa Rowokele Kecamatan Rowokele Kabupaten Kebumen Jawa Tengah. terletak di 7'38"11 LS dan 109'26"19 BT dengan ketinggian 24 meter di atas permukaan air laut.
Nama Bulu Tumpang saat ini sudah jarang sekali di gunakan dan mungkin anak muda saat ini yang tinggal di wilayah tersebut sudah tidak lagi menggunakan nama Bulu Tumpang. Secara administratif sudah cukup dengan menyebutkan RT / RW dan nama Dusun.
Nama Bulu Tumpang mempunyai sejarah tersendiri yang mungkin tidak tercatat di buku sejarah manapun dan bukan termasuk cerita legenda sehingga tidak tercantum dalam buku-buku cerita. Dasar penamaan Bulu Tumpang adalah karena di daerah tersebut terdapat sebongkah batu besar berbentuk seperti piringan (hampir mirip bentuk piring terbang - UFO) dengan diameter sekitar 5 meter dan ketebalan bagian tengahnya sekitar 2 meter. Karena bentuknya yang seperti piringan, maka hanya bagian tengah batu itu saja yang menempel ke tanah seolah-olah batu itu menumpang di atas tanah. Di atas batu tersebut pernah tumbuh sejenis pohon keras yang disebut pohon Bulu. Kondisi alam inilah yang memunculkan istilah Bulu Tumpang dan istilah tersebut kemudian dijadikan nama wilayah tersebut.
Meskipun nama Bulu Tumpang sudah tidak populer lagi dan tidak lagi dipakai untuk menamai wilayah tersebut, tapi bagi generasi yang lahir sebelum tahun 1980, nama ini mempunyai kenangan tersendiri. Mengenang nama Bulu Tumpang adalah mengenang suatu jaman dimana kehidupan masih sangat sederhana dan tradisional dengan berbagai keterbatasan yang ada. Saat itu belum ada aliran listrik, televisi masih menggunakan accu, penerangan menggunakan "petromax" atau lampu teplok atau lampu sentir. Permainan favorit saat bulan purnama adalah "gobak sodor" yang dimainkan di lapangan setelah Shalat 'Isya sampai menjelang tengah malam.
Tapi jaman terus berubah, Pohon Bulu yang hidup di atas batu Bulu Tumpang telah lama mati dan batu "Bulu Tumpang" dihancurkan untuk kepentingan pelebaran jalan desa Tugu pada tahun 1980, bahkan saat ini tempat bersemayamnya batu Bulu Tumpang sudah tidak ada bekasnya lagi, rata dengan tanah dan sudah berubah fungsi menjadi areal peternakan sapi.
Kondisi sosialnya juga berubah, sudah tidak ada lagi permainan "gobak sodor". Televisi atau PS atau warnet telah menjadi alternatif permainan yang dianggap jauh lebih menarik. Bahkan lapangan yang dulu dipakai untuk permainan "gobak sodor" pun saat ini berubah fungsi menjadi Sekolah.
Jaman memang telah berubah.. semuanya telah berubah. Melalui Blog ini, aku akan mencoba mengenang kembali masa-masa yang jauh berbeda dengan saat ini.. aku persembahkan khusus bagi generasi Bulu Tumpang sesudah kami yang tidak lagi mengenal Bulu Tumpang..
Tunggu artikel berikunya yang akan mengupas Bulu Tumpang secara detail..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar